Senin, 04 April 2016

Prologue: Awal Menjadi Detektif!

Ia senang memperhatikan apapun sampai sedetailnya. Sampai kasus ini membuatnya disebut sebagai detektif. Jadi awalnya dia sedang berjalan-jalan di sebuah mall yang kebetulan sedang ada perform dari band rock terkenal, The Arranger. Para fans yang sedang meneriakkan chants pun tiba-tiba terdiam karena dipecahkan oleh suara teriakan wanita.

Ya.

Sora : Hmm? Ada apa ini?

Para fans langsung menjauh dari sumber suara teriakan, dan terlihatlah darah mengalir di lantai.

Sora : Ini…

*seorang wanita* : Tidaak ! Bertahanlah..!

Sora : *berlari ke tempat kejadian* Semoga dia masih bisa bertahan ! *berbicara dalam hati*

Seiring waktu berjalan ambulans pun tiba, bersama dengan polisi.

Inspektur Akagi : Aku Inspektur Akagi. Apakah kalian teman dekat korban?

Akira : Ya… aku Akira.. aku pacarnya…

Koda : Aku Koda..

Michi : Aku Michi, aku teman dekatnya sejak kecil...

Seiring polisi mencari bukti-bukti, Sora juga ikut mencari bukti.

Sora : *dalam hati* pelakunya masih di sini.. dia masih dekat di sini… *menemukan sesuatu* Ahh ! Pak polisi ! Ada pisau lipat di sini ! *melihat pisau lipat yang hampir tertutup semua dengan tanah*

Inspektur Akagi : Benarkah? Mungkin itu senjata yang digunakan !

Sora : *dalam hati* sepertinya pelaku tidak berhasil menyembunyikan barang bukti. Eh.. tunggu.. jika ia memang menyembunyikan pisaunya di sini, mengapa tidak ada darah yang terlihat di sekitar tanaman ini? Pelaku tidak akan repot-repot mengelap bekas darahnya kan? Dan jika iya, pelaku akan lebih mudah ditemukan...

Inspektur Takagi : Coba periksa apakah ada sidik jari di pisau ini. Jika ada, periksa sidik jari dari antara kalian.

Sambil menunggu pemeriksaan sidik jari pun Sora mencari bukti lain lagi.

Sora : *dalam hati* jika dilihat-lihat, tidak ada penonton lain yang terkena noda darah kecuali mereka bertiga... *berpikir* tunggu dulu… jika dipikir-pikir orang itu… ternyata begitu ya.. sepertinya aku tahu siapa pembunuhnya..

Beberapa saat kemudian..

Polisi lain : Pak, tidak ada sidik jari di pisau ini..

Inspektur Akagi : Baiklah kalau begitu. Kalian bertiga boleh ke rumah sakit..

Sora : Tunggu Inspektur !

Inspektur Takagi : Ada apa?

Sora : Aku sudah tahu pembunuhnya..

Akira: B-Benarkah?!

Sora : Ya.. pembunuhnya adalah… kau Michi !

Michi : J-Jangan mengada-ngada !

Sora : Cih.. siapa yang mengada-ngada.. kaulah pelakunya !

Michi : Bukti apa yang kau punya?

Sora : Pisau lipat yang hampir terkubur seluruhnya di tanah di pot itu… itu terlihat seperti di sengaja. Di mata orang awam, mungkin terlihat seperti pelaku yang ceroboh menyembunyikan barang bukti. Padahal kau sengaja melakukan itu..

Michi : Untuk apa aku melakukan itu kepada teman dekatku?

Sora : Kau yang tahu.. yang jelas kau tidak bekerja sendirian..

Inspektur Akagi : Benarkah? Pelakunya ada 2 orang?

Sora : Bukan pelaku, tepatnya pembantu. Si pembantu, dia yang membawa senjata pertama kali. Mungkin dia bertemu di tempat yang jarang orang lewat di mall ini untuk menyerahkan senjatanya kepadamu. Lalu kau pergi ke tempat ini setelah berpura-pura mungkin dari toilet. Lalu setelah kau menyerang korban, kau menutup pisau lipat itu dan cepat-cepat menaruhnya di dalam sepatumu. Itu sebabnya celana jeansmu terkena darah padahal daritadi posisimu tidak dekat dengan korban.

Michi : Cih, tidak mungkin !

Sora : Coba buka sepatumu… aku tidak akan melanjutkan deduksiku jika tebakanku itu salah..

Michi : *mengeluarkan air mata* cih… kau benar…

Inspektur Akagi : Lalu bagaimana dengan pisau lipat yang disembunyikan itu ?

Sora : Pisau itu sengaja disimpan di sana karena dia berpikir jika barang bukti disembunyikan ia akan ketahuan.. padahal menaruh barang bukti pada diri sendiri lebih riskan.. jika diperhatikan di bagian metal pada handle pisau itu, tidak ada sidik jari terlihat.. kan?

Inspektur Akagi : K-Kau benar.. ternyata dia pelakunya… tangkap dia..

Michi : Aku melakukan ini karena aku dulu dekat dengannya. Tapi semua berubah sejak ia berpacaran dengan Akira.. dia malah memusatkan perhatiannya kepada Akira. Aku berpikir untuk memberi Akira pelajaran, supaya Akira juga merasakan apa yang aku rasakan selama ini..

Sora : Cinta tak terbalas ya? Jangan pernah melakukan hal bodoh karena cinta…

Michi : Maafkan aku Akira…

Polisi lain : Inspektur ! kami mendapat berita dari rumah sakit ! Korban selamat !

Akira : Baguslah… *menangis*


Sejak saat itu orang-orang memanggilnya detektif, tapi ia enggan disebut detektif. Mungkin ini juga sebuah kebetulan..