Ia senang memperhatikan apapun sampai sedetailnya. Sampai
kasus ini membuatnya disebut sebagai detektif. Jadi awalnya dia sedang
berjalan-jalan di sebuah mall yang kebetulan sedang ada perform dari band rock
terkenal, The Arranger. Para fans yang sedang meneriakkan chants pun tiba-tiba
terdiam karena dipecahkan oleh suara teriakan wanita.
Ya.
Sora : Hmm? Ada apa ini?
Para fans langsung menjauh dari sumber suara teriakan, dan
terlihatlah darah mengalir di lantai.
Sora : Ini…
*seorang wanita* : Tidaak ! Bertahanlah..!
Sora : *berlari ke tempat kejadian* Semoga dia masih bisa
bertahan ! *berbicara dalam hati*
Seiring waktu berjalan ambulans pun tiba, bersama dengan
polisi.
Inspektur Akagi : Aku Inspektur Akagi. Apakah kalian teman
dekat korban?
Akira : Ya… aku Akira.. aku pacarnya…
Koda : Aku Koda..
Michi : Aku Michi, aku teman dekatnya sejak kecil...
Seiring polisi mencari bukti-bukti, Sora juga ikut mencari
bukti.
Sora : *dalam hati* pelakunya masih di sini.. dia masih
dekat di sini… *menemukan sesuatu* Ahh ! Pak polisi ! Ada pisau lipat di sini !
*melihat pisau lipat yang hampir tertutup semua dengan tanah*
Inspektur Akagi : Benarkah? Mungkin itu senjata yang
digunakan !
Sora : *dalam hati* sepertinya pelaku tidak berhasil
menyembunyikan barang bukti. Eh.. tunggu.. jika ia memang menyembunyikan
pisaunya di sini, mengapa tidak ada darah yang terlihat di sekitar tanaman ini?
Pelaku tidak akan repot-repot mengelap bekas darahnya kan? Dan jika iya, pelaku
akan lebih mudah ditemukan...
Inspektur Takagi : Coba periksa apakah ada sidik jari di
pisau ini. Jika ada, periksa sidik jari dari antara kalian.
Sambil menunggu pemeriksaan sidik jari pun Sora mencari
bukti lain lagi.
Sora : *dalam hati* jika dilihat-lihat, tidak ada penonton
lain yang terkena noda darah kecuali mereka bertiga... *berpikir* tunggu dulu…
jika dipikir-pikir orang itu… ternyata begitu ya.. sepertinya aku tahu siapa
pembunuhnya..
Beberapa saat kemudian..
Polisi lain : Pak, tidak ada sidik jari di pisau ini..
Inspektur Akagi : Baiklah kalau begitu. Kalian bertiga boleh
ke rumah sakit..
Sora : Tunggu Inspektur !
Inspektur Takagi : Ada apa?
Sora : Aku sudah tahu pembunuhnya..
Akira: B-Benarkah?!
Sora : Ya.. pembunuhnya adalah… kau Michi !
Michi : J-Jangan mengada-ngada !
Sora : Cih.. siapa yang mengada-ngada.. kaulah pelakunya !
Michi : Bukti apa yang kau punya?
Sora : Pisau lipat yang hampir terkubur seluruhnya di tanah
di pot itu… itu terlihat seperti di sengaja. Di mata orang awam, mungkin
terlihat seperti pelaku yang ceroboh menyembunyikan barang bukti. Padahal kau
sengaja melakukan itu..
Michi : Untuk apa aku melakukan itu kepada teman dekatku?
Sora : Kau yang tahu.. yang jelas kau tidak bekerja
sendirian..
Inspektur Akagi : Benarkah? Pelakunya ada 2 orang?
Sora : Bukan pelaku, tepatnya pembantu. Si pembantu, dia
yang membawa senjata pertama kali. Mungkin dia bertemu di tempat yang jarang
orang lewat di mall ini untuk menyerahkan senjatanya kepadamu. Lalu kau pergi
ke tempat ini setelah berpura-pura mungkin dari toilet. Lalu setelah kau
menyerang korban, kau menutup pisau lipat itu dan cepat-cepat menaruhnya di
dalam sepatumu. Itu sebabnya celana jeansmu terkena darah padahal daritadi posisimu
tidak dekat dengan korban.
Michi : Cih, tidak mungkin !
Sora : Coba buka sepatumu… aku tidak akan melanjutkan
deduksiku jika tebakanku itu salah..
Michi : *mengeluarkan air mata* cih… kau benar…
Inspektur Akagi : Lalu bagaimana dengan pisau lipat yang
disembunyikan itu ?
Sora : Pisau itu sengaja disimpan di sana karena dia
berpikir jika barang bukti disembunyikan ia akan ketahuan.. padahal menaruh
barang bukti pada diri sendiri lebih riskan.. jika diperhatikan di bagian metal
pada handle pisau itu, tidak ada sidik jari terlihat.. kan?
Inspektur Akagi : K-Kau benar.. ternyata dia pelakunya…
tangkap dia..
Michi : Aku melakukan ini karena aku dulu dekat dengannya.
Tapi semua berubah sejak ia berpacaran dengan Akira.. dia malah memusatkan
perhatiannya kepada Akira. Aku berpikir untuk memberi Akira pelajaran, supaya
Akira juga merasakan apa yang aku rasakan selama ini..
Sora : Cinta tak terbalas ya? Jangan pernah melakukan hal
bodoh karena cinta…
Michi : Maafkan aku Akira…
Polisi lain : Inspektur ! kami mendapat berita dari rumah
sakit ! Korban selamat !
Akira : Baguslah… *menangis*
Sejak saat itu orang-orang memanggilnya detektif, tapi ia
enggan disebut detektif. Mungkin ini juga sebuah kebetulan..